Sabtu, 24 Desember 2016

Teknologi dan Pemberantasan Kemiskinan

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
                Teknologi dari zaman ke zaman menjadi sesuatu alat untuk memecahkan permasalahan-permasalahan keberlangsungan kenyamanan kehidupan. Hingga dalam dunia teloekomunikasi sudah berkembang adanya jaringan 4g lte yang berarti fourth generation Long Term Evolution. Berarti teknologi semakin canggih dapat terlihat dari grafik kemajuan media informasinya. Nah dari sinilah kita dapat membantu masyarakat yang dikategorikan miskin danta kutip dalam hal finansial dapat kita bantu. Internet tidak terlepas dari jaringan, semakin cepat aksesnya semakin memudahkan kita bersua di media sosial informasi. Maka dari itu untuk memberantas kemiskinan dapat cepat kita ulurkan tangan untuk membantunya. Dimulai dari media penerimaan zakat on-line, pundi amal, menginformasikan pendonoran darah, menyebar luaskan kawasan yang membutuhkan bantuan materi, media infaq untuk kaum duafa dan masih banyak lagi untuk mensosialisasikan bantuan agar kemiskinan dapat diberantas dengan kontinu melalui media informasi yang telah disediakan oleh teknologi canggih.
                Baru sedikitnya inisiatif pembangunan yang menggunakan internet acces dalam memberantas kemiskinan. Dikarenakan teknologi kurang diterima luas pemanfaatannya sehingga kurangnya keyakinan akan keberhasilan program-program sosial yang diselenggarakan di media informasi menjadikan ketidakpastian akan keberlanjutan dengan cara informasi. Tetapi tidak sedikit yang sudah jauh melangkah menggunakan teknologi internet sebagai pemberantasan kemiskinan.

1.2 rumusan masalah
Apa itu teknologi?
Apa itu kemiskinan?
Apa yang dimaksud peranan teknologi untuk memberantas kemiskinan?
Mengapa teknologi menjadi alasan mendasar di ranah masalah sosial?
Bagaimana peran teknologi dalam menyebarluaskan informasi untuk bantuan sosial?
Mengapa peran teknologi menjadi peran ketidakpastian sebagian masyarakat untuk memberantas kemiskinan?

1.3 Batasan Masalah
 Hubungan antara teknologi yang menghasilkan media untuk bersosialisasi yang harus dimanfaatkan untuk membantu memberntas kemiskinan dengan menyebarluaskan mari kita perduli sesama hususnya dalam kebutuhan material yang bersangkut dengan kemiskinan, agar senantiasa kita dapat memahami indahnya membantu sesama di perkembangan teknologi yang semakin canggih ini.

2. Isi
2.1 Pengertian Teknologi
Teknologi berasal dari kata tecno yang berarti teknik dan logi dalam bahasa Yunani  yaitu logia lalu diserap oleh bahasa latin logy yang artinya ilmu pengetahuan ataupun teori. Jadi, tekonlogi adalah teknik atau cara bagaimana suatu keadaan diatasi dengan teknik yang benar untuk keefisienan dan kenyamanan kehidupan berdasarkan ilmu pengetahuan ataupun teori yang benar keberadaannya. Teknik yang dimaksud mengacu pada sarana untuk menyediakan barang-barang kebutuhan dan kenyamanan hidup manusia.

Pengertian dari Teknologi yaitu pengembangan dari aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. adapun grafik penggunaan intersnet di Asia yakni Indonesia tercatat pengguna terbanyak ketiga menurut situs riset World Stats.

Pengertian dari Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi serta pengorganisasian atau penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.
Dalam arti sempit Teknologi iyalah berbagai macam hal dan kemampuan yang digunakan dalam pembentukan, penyimpanan, dan penyebaran informasi.
Pengertian Teknologi Informasi secara lebih luas yaitu suatu teknologi yang difungsikan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.

Definisi Teknologi Informasi menurut beberapa ahli :
  1. Haag & Keen (1996) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu pekerjaan dengan informasi serta melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
  2. Martin (1999) teknologi informasi tidak hanya terbatas pada TI (Hardware dan Software) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, serta juga mencakup teknologi komunikasi yang mengirimkan sebuah informasi.
  3. Williams dan Sawyer (2003) TI adalah teknologi yang menggabungkan Komputer dengan jalur komunikasi yang berkecepatan tinggi yang dapat membawa data, suara dan video.
  4. Lucas (2000) Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis
  5. Kamus Oxford( 1995) Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, Untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar .


Peranan Dasar TI menurut G.R Terry ialah:
1. Fungsi operasional.
2. Fungsi monitoring and control.
3. Fungsi planning and decision.
4. Fungsi communication.
5. Fungsi organisational.

2.2 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu posisi dimana sebagian penduduk hanya mapu membiayai kelangsungan kebutuhan yang sangat sangat primernya saja. Kemiskinan menjadi kendala yang belum terpecahkan di negara berkembang. Kebanyakan faktor yang mepengaruhinya adalah kesenjangan penduduk akan pendidikan yang memadai dikarenakan ketidak tahuan yang turun temurun, adapun faktor dari kegagalan orang-orang yang sebenarnya mampu hebat tetapi ia sedang dalam roda dimana berada di posisi yang tidak sesuai dengan gelar yang dimilikinya. Nah disini akan kita bahas bagaimana hubungannya masyarakat yang hususnya daya dalam teknologinya karena dalam hal pemberantasan kemiskinan adalah memajukan sumber daya manusia yang merupakan program utama pembangunan.


Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Berita Resmi Statistik (BRS) No. 05/01/Th. XIX, 4 Januari 2016 menampilkan judul Profil Kemiskinan di Indonesia September 2015. Dalam dokumen itu diinformasikan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,51 juta orang (11,13 persen) pada September 2015. Berkurang 0,08 juta orang dibanding Maret 2015 yang sebesar 28,59 juta orang (11,22 persen). Penduduk miskin di perkotaan Indonesia pada Maret 2015 sebesar 8,29 pesen mengalami penurunan pada September 2015 menjadi 8,22 persen. Dan penduduk miskin di pedesaan pun juga turun dari 14,21 persen (Maret 2015) menjadi 14,09 persen (September 2015). Garis kemiskinan pada Maret 2015 yaitu sebesar Rp330.776/kapita/bulan, mengalami kenaikan pada September 2015 menjadi Rp344.809/kapita/bulan. Besaran garis kemiskinan ini merupakan gabungan garis kemiskinan makanan dan bukan makanan.


2.3 Hubungan teknologi untuk memberantas kemiskinan
Seperti yang dijelaskan dalam latar belakang teknologi itu cara ataupun teori untuk kelangsungan kenyamanan kehidupan. Teknologi zaman ini sudah mampu menghasilkan kemajuan dengan adanya teknologi 4g (fourth generation) pada jaringan karena semakin banyaknya permintaan pengaksesan internet dimasyarakat universal. Nah dari sini kita dapat manfaatkan keberlangsungan teknologi media untuk mengakses informasi ketenaga kerjaan, bantuan amal, pengajaran jarak jauh untuk usaha kecil menengah, dan masih banyak lagi agar kemiskinan dapat diberantas. Tidak terlepas dari harusnya bantuan pemerintah dalam mengelola hubungan teknologi dan kemiskinan  serta bantuan masyarakat itu sendiri. Agar pemanfaatan teknologi tidak hanya meyakinkan pengguna tetapi memahami untuk menerapkan kemanfaatan teknologi di bidang informasi mampu memberantas kemiskinan.
Teknologi seperti internet dapat membantu sumber daya manusia dengan menyediakan info lowongan kerja, kiat-kiat membuka usaha, adapun dari pemerintahan  seperti balai iformasi masyarakat yang mulai disebarluaskan. Teknologi sebagai sarana akses informasi dapat dimanfaatkan untuk menampilkan dan menyebarluaskan adanya saudara kita yang membutuhkan bantuan. Sudah mulai berkembangnya pembelajaran jarak jauh bagi proses pelatihan berbagai kelompok masyarakat agar mengembangkan ide yang dimilikinya berdasarkan pengetahuan, misalnya usaha kecil menengah dapat banyak yang berkembang, penyuluh pertanian yang efisien, keberhasilan produk dari home industri pedesaan serta masyarakat umum yang ingin mendapatkan keterampilan dari pelatihan jarak jauh melalui teknologi informasi.
Adapun teknologi dengan nampak terlihat dapat memberantas kemiskinan yakni munculnya industri dengan alat teknologi canggih dengan skala besar sehingga merangkul tenaga kerja sebagai pemanfaatan sumber daya manusia. Alat pertanian dan penyuluhan pertanian dilaksanakan roda musimnya oleh teknologi yang semakin berkembang, misalnya digunakannya traktor, mesin giling, studi ilmiah yang menyuluhkan bantuan teori atau mekanisme pertanian yang lebih maju dan efisien. Dalam bidang transportasi sekarang teknologi mampu memberdayakan kecepatan berkendara dan kehematan berkendara bagi manyarakat biasa dengan adanya krl comuter line, ojeg on-line, paket kilat dan lain sebagainya untuk lebih memberdayakan manusia agar menghasilkan materi untuk menghidupi dapur keluarga yang membutuhkan. Media pembelanjaan on-line mampu menjadikan sebagai orang belajar berbisnis online dengan teknologi canggih ini masyarakat mampu bersaing kekreativnya agar tidak mencetak jumlah angka kenaikan pengangguran. Semua ini adalah contoh kecil bagaimana peran teknologi dapat memberantas kemiskinan. J
Walaupun sebagian kurang meyakini pemanfaatan teknologi dengan terlihat rendahnya inisiatif masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan dengan cara mereka sendirilah adalah salah satu faktor penghambat pembagunannya. Padahal dalam konteks pemberantasan kemiskinan, mengembangkan sdm merupakan program utama pembangunan. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak berdaya dalam hal persaingan teknologi yang maju sekarang ini padahal masyarakat akan lebih berdaya apabila mereka berhasil mengembangkan kemanpuannya.

3. Penutup
3.1 Kesimpulan
                Teknologi yang semakin canggih ternyata berperan penting untuk pemberantasan kemiskinan. Program utama pemberantasan kemiskinan adalah pemanfaatan sumber daya manusia dimana mereka harus memiliki keterampilan dan wawasan yang memadai adalah salah satu faktor keberhasilan pemberantasan kemiskinan. Pemanfaatan teknologi dinilai mampu menangani pemberantasan kemiskinan tersebut tidak terlepas dari diri sendiri masyarakat tersebut dengan berkeinginan ingin merubah kenyamanan kehidupan dalam material sehingga dapat diajak bekerjasama untuk menjalankan program pemberantasan kemiskinan dengan media teknologi canggih.

3.2 Saran

                Yang menguasai teknologi dan berhasil dalam berteknologi diharapkan membantu sesama yang membutuhkan keberdayaannya dalam hal berteknologi, agar sama sama menjalankan program pemberantasan kemiskinan dengan pemanfaatan sumber daya manusia dengan memanfaatkan teknologi canggih karena kemiskinan material salah satu faktornya adalah ketidak berdayaan mereka dalam persaingan berteknologi. J


Daftar Pustaka



Erwinfs. “MENENGOK KEMISKINAN DI SUMBAR TAHUN 2015 YANG KIAN MENURUN”. 25 Desember 2016. http://www.sumbarprov.go.id/details/news/7323

Selasa, 29 November 2016

Seribu Alasan Masuk Dunia Informatika

1.      Latar Belakang
Teknik Informatika mengkin bisa dibilang sebagai Jurusan terfavorit di era sekarang. Hal ini dipicu semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi masa kini dan masih sangat minimnya tenaga IT di Indonesia ini. Sebuah fakta menyebutkan bahwa Indonesia masih membutuhkan kurang lebih 10 ribu tenaga IT yang lulusan dari Jurusan IT. Tidak heran kalau tenaga IT profesiaonal di Indonesia ini sangatlah dibutuhkan dan pastinya akan dibayar dengan gaji yang tidak sedikit. Saya bernama Yustika Maulida asal Kabupaten Bogor bangga menjadi mahasiswi Universitas Gunadarma.
Berikut ini cuplikan dari website LSP Telematika Indonesia. Peluang kerja di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada tahun-tahun mendatang, diperkirakan akan melonjak drastis, seiring kemajuan teknoogi di berbagai bidang yang membutuhkan adaptasi pasaran kerja. Kebutuhan tenaga IT di bidang industri software baik di dalam maupun luar negeri juga terus naik tajam. Tahun 2015 saja, misalnya, kebutuhan tenaga IT di luar negeri mencapai 3,3 juta lapangan kerja. Sedangkan di dalam negeri, kebutuhan tenaga IT diperkirakan mencapai 327.813 orang. Kebutuhan tenaga profesional IT di dalam negeri itu didasarkan pada proyeksi pertumbuhan industri tahun 2010 yang memiliki target produksi sekitar 8.195.33 US $, dengan asumsi produktifitas 25.000 perorang. Beberapa negara maju dan berkembang saat ini memang mulai merasakan tingginya kebutuhan akan tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Menurut Ir Stefanus Thomas Suhalim, Ketua STMIK ProVisi Semarang, beberapa waktu lalu, Cina saat ini menghasilkan 200 ribu tenaga kerja TIK setiap tahun. Namun demikian, jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan pasar kerja TIK di Cina. Diperkirakan tahun 2008 mendatang, negara itu kekaurangan tenaga kerja TIK sebanyak 2,2 juta orang. Sementara di Amerika, mengutip laporan Information Technology Association of Amerika, pada tahun 2001 saja sudah terbuka peluang bagi 900.000 tenaga kerja di bidang itu. Namun dari jumlah tersebut, 425.000 kesempatan tidak terisi. “Mereka kekurangan pelamar yang memenuhi kualifikasi teknis dan nonteknis,” tutur Suhalim mengomentari kebingungan negara-negara itu terhadap kurangnya tenaga kerja TIK.
Adapun mengapa saya memilih Universitas Gunadarma untuk menimba ilmu disini karena dorongan orantua yang tidak memaksakan anakanya untuk masu ke universitas negeri. Karena beliau tersugesti oleh paman saya sebagai alumni Universitas Gunadarma tahun 1998 silam. Saya  menuruti kehendak orangtua, dengan prinsip mencari rido Allah Ta’ala. Karena Rido Allah Ta’ala ada pada rido kedua orangtua. Sewaktu smp saya hanya bilang iya saja dengan kemauan orangtua. Tak terlintas seperti apa gunadarma. Tetapi ternyata kemajuannya begitu pesat pada saat saya ingin menjadi mahasiswi disana dengan banyak tanggapan positive tentang komputernya di Universitas Gunadarma.
Saya cari tahu tentang kelebihan Universitas Gunadarma dengan mendapatkan info yang mengejutkan yaitu setelah peringkat  4 icu diumumkan pada akhir Januari lalu, pemeringkatan Perguruan Tinggi (PT) lainnya, yakni Webometrics, kembali dirilis pada bulan Februari 2013. Edisi terbaru ini menilai lebih dari 20 ribu perguruan tinggi dari 200 negara, termasuk 356 perguruan tinggi di Indonesia. Peringkat 10 besar tetap didominasi oleh PTN dengan tiga urutan pertamanya Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB),dan Universitas Indonesia (UI)..Adapun Universitas Gunadarma menjadi satu-satunya PTS yang menerobos dominasi PTN yaitu menempati peringkat 4, atau naik 2 tingkat dibandingkan edisi Juli 2012. Berikut tabel keperingkatannya. ....................................

            Dibandingkan peringkat 4icu yang menitikberatkan pada popularitas website, peringkat perguruan tinggi Indonesia secara rata-rata lebih baik pada peringkat webometrics yang menggunakan 4 parameter penilaian yaitu Presence, Impact, Openness, dan Excellence.
            Presence menunjukkan jumlah halaman web pada situs perguruan tinggi yang terindeks oleh Google. Impact diukur berdasarkan external inlink yang mengarah ke situs perguruan tinggi dari situs lain..Openness menunjukkan jumlah dokumen yang terindeks di google scholar. Excellence merupakan jumlah publikasi international berdasarkan data dari Scimagojr.com yang membuat peringkat perguruan tinggi berdasarkan jumlah dan kualitas paper yang terindeks SCOPUS. Jika dicermati, peringkat Webometrics mulai diarahkan pada kualitas konten dan publikasi ilmiah di jurnal international. Justru pada aspek inilah perguruan tinggi di Indonesia masih relatif lemah..Peringkat terbaik di Indonesia untuk Excellence ditempati oleh UI, namun peringkat dunianya hanya 1.734. Peringkat PT di Indonesia tergolong tinggi pada aspek openness yang menempatkan ITS pada nomor 13 di tingkat dunia.
            Hal tersebut menunjukkan perguruan tinggi mulai menerapkan kebijakan open content sehingga banyak mengunggah berbagai format dokumen ke situsnya. Parameter presence pun tergolong baik dan menempatkan ITB sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dalam hal jumlah halaman web, sekaligus menempati peringkat 179 di dunia.
            Universitas Gunadarma menjadi nomor satu di Indonesia untuk parameter Impact dan menempati peringkat 148 di tingkat international........................................................................
            Di wilayah regional, Indonesia diwakili oleh 35 PT pada Top 100 ASEAN dengan UGM menempati posisi ke-10 di ASEAN. UGM, ITB, UI, dan Gunadarma menjadi wakil di Top 100 Asia (tidak termasuk mediterania) yang peringkat tiga besarnya ditempati National Taiwan University, University of Tokyo, dan Kyoto University. ..............................................
            Namun wakil Asia belum berhasil menembus dominasi perguruan tinggi Amerika Serikat di Top 10 Dunia yang tiga besarnya ditempati Harvard, Stanford, dan MIT.
2.      Masalah
Seperti diketahui Teknik informatika merupakan disiplin ilmu yang menginduk pada ilmu komputer, yang pada dasarnya merupakan kumpulan disiplin ilmu dan teknik yang secara khusus menangani masalah transformasi atau pengolahan fakta-fakta simbolik (data) dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi komputer. Seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang sangat cepat, maka program pendidikan pada program studi Teknik Informatika diarahkan pada penguasaan ilmu dan keterampilan rekayasa informatika yang berlandaskan pada kemampuan untuk memahami, menganalisis, menilai, menerapkan, serta menciptakan piranti lunak (software) dalam pengolahan dengan komputer. Di samping itu, lulusan diharapkan memiliki kemampuan untuk merencanakan suatu jaringan dan sistem komputer, serta menguasai dasar-dasar ilmu dan tenologi informasi sebagai landasan untuk pengembangan studi lanjutan.
Setelah googling seputar informatika, saya lebih memantapkan minat. Senang mempelajari komputer sejak sekolah dasar tetapi bingung untuk menyalurkannya. Ditambah tugas-tugas sekolah formal itu selalu berhubungan dengan makalah. Membuat saya memaknai pentingnya inforrmatika. Sewaktu di pondok pesantren pun menjadi sekertaris pondok, makin mengerti kegunaan mendata itu penting di era globalisasi ini. Dituntut kemajuan jaman dimana serba cepat dan canggih, memebuat saya berfikir kemanfaatan dari keahlian informatika ini sangat luas cakupannya, merasa nyaman dalam mempelajarinya.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Fakta memilih Teknik Informatika
     Tahun 2014 tepatnya saya kelas dua madrasah aliyah, dipondok pesantren bernama Pondok Pesantren Al-Hikmah An-Najiyyah saya menjabat sebagai sekertaris pondok pada organisasi kepengurusan periode 2014/2015. Semenjak itu menyadari pentingnya pengumpulan data agar tercipta keselarasan informasi yang dibuat. Terlalu sibuk dengan kegiatan pondok pesantren saya tidak terfokus kepada kegiatan kiat-kiat atau cara jitu masuk universitas negeri. Cenderung lebih memikirkan universitas yang bagus dibidang komputernya dan letaknya yang tidak terlalu jauh dari bogor tempat tinggal keluarga saya. Menengok keahlian paman saya yang sangat terampil dalam ilmu komputer yang dahulu alumni Universitas Gunadarma tahun 1998 membuat berfikir mantap untuk memilih jurusan teknik informatika di sini.
Teknik informatika berasal dari kata matic mengarah konsentrasi kepada algoritma atau masalah logika sedangkan informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara  tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Data itu dihasilkan dari fakta, dari informasi teknologi sekarang yaitu komputer jadi informathc adalah membuat model matematika yang diselesaikan oleh komputer  
Informatika (Inggris: Informatics) merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Disiplin ilmu ini mencakup beberapa macam bidang, termasuk di dalamnya: sistem informasi, ilmu komputer, ilmu informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam sistem informasi manajemen. Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi. Aspek dari informatika lebih luas dari sekadar sistem informasi berbasis komputer saja, tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum diproses dengan komputer.
Informatika mempunyai konsep dasar, teori, dan perkembangan aplikasi tersendiri. Informatika dapat mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif dan sosial, termasuk tentang pengaruh serta akibat sosial dari teknologi informasi pada umumnya. Penggunaan informasi dalam beberapa macam bidang, seperti bioinformatika, informatika medis, dan informasi yang mendukung ilmu perpustakaan, merupakan beberapa contoh yang lain dari bidang informatika.
Mengingat pentingnya teknologi informasi bagi pembangunan bangsa maka pemerintah pun merasa perlu membuat standarisasi pekerjaan dibidang teknologi informasi bagi pegawainya. Institusi pemerintah telah mulai melakukan klasifikasi pekerjaan dalam bidang teknologi informasi sejak tahun 1992. Klasifikasi pekerjaan ini mungkin masih belum dapat mengakomodasi klasifikasi pekerjaan pada teknologi informasi secara umum. Terlebih kagi, deskripsi pekerjaan masih kurang jelas dalam membedakan setiap sel pekerjaan.
Adalah jenis pengelompokan lain untuk pekerja di kalangan teknologi informasi. Yang sering digunakan adalah pengklasifikasian standarisasi profesi di bidang teknologi informasi menurut SRIG-PS SEARCC.
SEARCC ( South Asia Regional Computer Confideration ) merupakan suatu forumatau badan yang beranggotakan himpunan professional IT ( Information Technology-Teknologi Informasi ) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapura oleh 6 ikatan computer dari Negara-negara tetangga seperti Hongkong, Indonesia Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Indonesia sebagai anggota SEARCC telah aktif turu serta dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SEARCC. Salah satunya adalah SRIG-PS ( Special Regional Interest Group on Professional Standarisation ) yang mencoba merumuskan standarisasi pekerjaan dalam dunia teknologi informasi.
Model SEARCC untuk pembagian jobdalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan.
2.      Teori Mengapa Harus Memilih Teknik Informatika
Wanita berpendidikan  itu dianggap penting karena untuk membentuk pola pikir dalam mengurus rumah tangga. Melihat kedua orangtua yang selalu memberikan penuh kepada pendidikan anak-anaknya membuat saya ingin membahagiakannya kelak. Mahir komputer bisa saja dilewati dari kursus-kursus komputer, tetapi pendidikan formal dan sosial formal yang didapatkan berbeda yakni lebih terbentuk baik melalui jalur kuliah. Memiliki keahlian dan kepercayaan perusahaan atau bidang perusahaan yang ingin bekerjasama agar terpercaya dan akurat dengan menjadi sarjana yang mumpuni dalam bidangnya membuat berkeinginan untuk melanjutkan kuliah dengan minat yang menggebu-gubu ingin ahli dalam informatika serta tak lupa rido orangtua membiayainya Thomas Aquinas seperti dikutip Sumaryono ( 1995 ) mengatakan bahwa wujud kerja memiliki tujuan :
  1. Pemenuhan kebutuhan hidup
  2. Mengurangi tingkat pengangguran / kriminalitas
  3. Melayani sesame
  • Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi.
  • Seorang petugas staf administrasi bisa berasal dari berbagai latar ilmu, namun tidak demikian halnya dengan Akuntan, Pengacara, Dokter yang membutuhkan pendidikan khusus.
  • Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
  • Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi.


Profesi Profesional
“Bekerjalah dengan cinta…
Jika engkaun tidak dapat bekerja dengan cinta,
      Lebih baik engkau meninggalkannya..
Dan mengambil tempat di depan pintu gerbang
      Candi-candi, meminta sedekah kepada mereka
      Yang bekerja dengan penuh suka dan cita”
( Kahlil Gibran )
  • Seorang pelaku profesi harus memiliki sifat – sifat berikut :
  1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya
  2. Mampu mengkonversi ilmu menjadi keterampilan
  3. Menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
  • Profesional adalah orang yang menjalankan profesinya secara benar menurut nilai-nilai normal.
  • Untuk menjadi orang yang professional, diperlukan : komitmen, tanggung jawab, kejujuran, sistematik berfikir, penguasaan materi, menjadi bagian masyarakat professional.
Setelah mengetahui apa itu yang dimaksud dengan perkerjaan & profesi, sekarang akan saya jabarkan beberapa job yang ada di bidang IT. banyak sekali sekarang ini perkantoran, pemerintahaan dan lain-lain memerlukan orang IT karena kebutuhan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun juga di iringi dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. selain alasan tersebut juga karena ada banyaknya otomatisasi perkantoran seperti diperlukannya kebutuhan data yang cepat & akurat maka dari itu orang IT diperlukan untuk membuat softwarenya ataupun untuk menjalankannya.
Gambaran Umum Pekerjaan di Bidang Teknologi Informasi
Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya.
a. Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak ( software ), baik mereka yang merancang system operasi,database maupun system aplikasi.
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
  • Sistem analis, merupakan orang yang abertugas menganalisa system yang akan diimplementasikan, mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan dan kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan.
  • Programer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan system analis, yaitu membuat program ( baik aplikasi maupun system operasi ) sesuai system yang dianalisa sebelumnya.
  • Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
  • Web programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
b. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di bidang perangkat keras ( hardware ).
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
  • Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang teknik, baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system computer.
  • Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan computer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
c. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi. Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
  • EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.
  • System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap system, memiliki kewenangan menggunakan hak akses terhadap system, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.
  • Mis Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah system informasi, melakukan manajemen terhadap system tersebut secara keseluruhan baik perangkat keras, perangkat lunak maupun sumber daya manusianya.
            Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, criteria pekerjaan tersebut harus diuji. Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator computer ( sekedar mengoperasikan ), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tersebut tidak membutuhkan latar belakang pendidikan tertentu.
Adapun seorang software engineer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai software engineer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya.
Julius Hermawan ( 2003 ), mencatat dua karakteristik yang dimiliki oleh software engineer sehingga pekerjaan tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu :
  1. Kompetensi
Kompetensi yang dimaksud yaitu sifat yang selalu menuntut professional software engineer untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesinya.
2.      Tanggung jawab pribadi
Yang dimaksud yaitu kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar, seorang software engineer perlu terus mengembangkan bidang ilmu dalam pengembangan perangkat lunak, seperti :
  1. Bidang ilmu metodologi pengembangan perangkat lunak
  2. Manajemen sumber daya
  3. Mengelola kelompok kerja
  4. Komunikasi

3.      Pendapat mengapa memilih tenik informatika

Menjadikan diri berpendidikan itu membuat saya terpacu dan membentuk kepribadian lebih baik dan berusaha menjadi lebih baik.  Saya cinta teknik informatika di Universitas Gunadarma. Sangat menunjang minat menjadi informatika, bersama rido kedua orang tua dengan tujuan mencari rido Allah Ta’ala. Mengejar dunia itu nomor belakangngan.
                 Menjadi ahli informatika itu in sya Allah menyenangkan dan berdo’a agar selalu diberi kemudahan serta diluaskan rezeki selalu. Dengan mendapatkan gelar sarjana teknik itu sebuah kebahagiaan yang membanggakan ditambah bisa mencari serta mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Bisa membantu membahagiakan kedua orangtua kelak dengan ingin menaikan haji ke tanah suci adalah cita-cita yang paling indah, bisa berangkat ke tanah suci mekah sekeluarga dengan biaya sendiri itu adalah planning-planning awal setelah kita mampu atas segala karunia Allah Ta’ala dan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk mencapainya. Lalu bisa membiayai sekolah adik tersayang adalah keinginan yang sangat dinanti-nantikan. Tak lupa banyak solat, berzikir, sodaqoh, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
                 Agar perjuangan terasa luas pengharapannya, pasrahkan serta luruskan niat terlebih dahulu “mencari ilmu karna Allah Ta’ala”. Amal itu tergantung pada niatnya, diniatkan dalam hati serta diucapkan melalui lisan dapat kita aplikasikan agar in sya Allah semua pengharapan dapat kita dapatkan dengan mudah.

BAB III
KESIMPULAN


Semua pencapaian itu butuh pengorbanan, bukan datang dengan Cuma-Cuma dari keberuntungan semata. Percaya dan yakin mencari ilmu karena Allah Ta’ala, selalu dalam iman islam menjadi muslim yang kokoh. Menegakan syi’ar agama dalam kehidupan di era globalisasi ini pasti diuji dengan materi banyak faktor yang menjadikan lupa akhirat itu berbahaya bagi kehidupan kedepannya. Selalu dalam rido Allah Ta’ala, dengan selalu dalam rido kedua orangtua. Dalam suatu hadist diriwayatkan ridoallah wa rido walidain yang artinya rido Allah tergantung pada rido kedua orangtua. Dengan mempelajari informatika untuk menunjang minat, saya bangga menjadi mahasiswi Universitas Gunadarma. 

Daftar Pustaka
Ardhi Suryadhi. "Ini diat Jajaran Kampus Terbaik Versi Webometrics". 26 Desember 2016. https://inet.detik.com/read/2013/02/20/181952/2175436/398/ini-dia-jajaran-kampus-terbaik-versi-webometrics

Rabu, 09 November 2016

Perbedaan Penerimaan Dakwah Pada Masyarakat di Pedesaan dan Masyarakat di Perkotaan dalam Hal Mata Pencaharian



Makalah Ilmu Sosial Dasar
Perbedaan Penerimaan Dakwah Pada Masyarakat di Pedesaan dan Masyarakat di Perkotaan dalam Hal Mata Pencaharian


 Disusun Oleh :
Yustika Maulida (57416879)
Kelas 1IA08
Fakultas Teknik Industri
Jurusan Teknik Informatika
Unversitas Gunadarma
2016

Daftar Isi
1.      Daftar Isi 
2.      Kata Pengantar 
3.      BAB I
Pendahuluan 
4.      BAB II
           Pembahasan   
5.      BAB III
           Kesimpulan 
6.      Daftar Pustaka

Kata Pengantar
                Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan beribu nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul  Perbedaan Penerimaan Dakwah Pada Masyarakat di Pedesaan dan Masyarakat di Perkotaan dalam Hal Mata Pencaharian . adapun banyak kesalahan dan kekurangan dari penulis mohon dimaafkan karena tak ada gading yang tak retak. Terimakasih pula kepada dosen pembimbing yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis. Serta ucapan terimakasih kepada keluarga dan teman-teman terutama teman blogger yang telah berbagi ilmunya pada blognya.

                                                                                                   Depok, 07 November 2016
Penyusun

BAB I
Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Dakwah merupakan perbuatan baik menurut ajaran agama islam dengan tujuan menebar kebaikan. Sebenarnya dakwah tidak hanya dengan berceramah tetapi bisa juga dengan berperilaku baik agar menjadi perhatian penting  bagi jalannya ajaran agama islam. Tetapi dakwah biasa dilakukan dengan amal ma’ruf nahi munkan dengan cara berlisan. Untuk itu kita jadikan dakwah seefektif mungkin agar mudah diterima diseluruh aspek masyarakat. Penerimaan dakwah secara tepat dapat menghasilkan kondisi suasana lingkungan yang agamis dan kondisi taat sangat nampak terlihat. Tapi bagaimana jika situasi seperti itu dapat kita lihat dimasyarakat sosial yang cakupannya luas antar di pedesaan dan di perkotaan dalam hal yang menyangkut dengan mata pencaharian di kedua keadaan tersebut.
Sesuai firman Allah Ta’ala : “demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang yang beriman, beramal soleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran. “ (Al-Ashr : 1-4)
                        Dakwah tidak terlepas dari tiga aspek yaitu pendakwah, materi, dan pendengarnya. Ketiga aspek ini harus saling berkaitan erat agar tersampaikan tujuan dakwah dengan benar sehingga tidak meninbulkan kesalah pahaman tentang ajaran agama islam yang syar’iyah.
                            Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sering dibedakan antara mayarakat urban atau yang sering disebut dengan masyarakat kota dengan masyarakat desa. Pembedaan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa pada hakikatnya bersifat gradual, agak sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsetrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisme dan tidak semua tempat dengan kepadatan penduduk yang tinggi dapat disebut dengan perkotaan.  
2.      Perumusan masalah
Dalam penerimaan dakwah dari segi mata pencahariannya antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan  penulis merumuskan maslah :
a.      Bagaimana penerimaan dakwah masyarakat di pedesaan dalam hal mata pencaharian
b.      Bagaimana penerimaan dakwah masyarakat di perkotaan dalam hal mata pencaharian.
3.      Pembatasan masalah
Dengan menuangkan gagasan dalam kaliamat penulis mencoba menjelaskan karakteristik penerimaan dakwah dari segi mata pencaharian di pedesaan dan perkotaan. Dengan melihat keadaan sosial kemasyarakatan di perdesaan pasti berbeda dengan didaerah kota. Hal ini berpengaruh terhadap penerimaan dakwah yang tepat sehingga menghasilkan feedback yang baik antara umat beragama muslim dalam bidang perekonomian hal mata pencaharian.
            Dalam tingkat dinamika sosial yang berbeda antar masyarakat, maka penerimaan dakwah diperlukan pemahan yang tuntas serta konperhensif mengenai dakwah itu sendiri. Hakikatnya dakwah adalah kesadaran spriritual dalam bentuk ikhtiar seorang muslim untuk mewujudnyatakan ajaran-ajaran agama islam.

4.      Tujuan
Dalam makalah ini penulis memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa penerimaan dakwah pada masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, dalam perbedaan karakteristik  mata pencaharian masyarakat tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
1.                       Pengertian Penerimaan Dakwah
            Dakwah artinya seruan, ajakan, panggilan, atau mendakwah berarti usaha meyeru, menyampaikan/Da’wah Islamiah, maksudnya usaha menyampaikan prinsip-prinsip ajaran Islam, pembinaan dan pengembangannya ditengah-tengah masyarakat.         
               Da’wah akan berhadapan dengan dimensi masyarakat, yang dari kurun ke kurun berkembang dan memiliki karakternya masing-masing. Da’wah yang efektif tentu harus cerdas dalam memainkan peran dan fungsinya agar fungsi rahmatan lil `alamin yang dipikulnya dapat bekerja optimal. Dengan kata lain, modal da’wah pada setiap zaman tentu akan berbeda, karena mesti dibawakan, dikomunikasikan, disesuaikan dengan karakter zamannya. Pesan Rasulullah SAW sangat jelas, "khotibunnasi ‘ala qodri `uqulihim‘; "khotibunnas ‘ala lughotihim" Da’wah harus mampu berkomunikasi secara efektif, disesuaikan dengan kondisi dan karakter masyarakat yang menjadi obyek da’wahnya.
                 Bila cara dan muatan da’wah tidak "match" dengan situasi/kondisi dan tuntutan da’wah, sangat mungkin da’wah tersebut ditinggalkan orang.  Aktivis da’wah seharusnya mengenal dan memahami karakter medan da’wahnya. Kehidupan masyarakat di masa da’wah kita adalah masyarakat yang tata dan pola kehidupannya sangat complicated, baik kecenderungan (trend), gaya (style), kebiasaan (habit), ataupun keinginan dan kebutuhan mereka (will and need). Budaya global juga menjadi salah satu pemicu berubahnya secara signifikan pola dan tata kehidupan masyarakat.
             Penerimaan dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai problematika yang lain. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung matrealistik dan indifidualistik.
2.                  Kondisi Mata Pencaharian  Masyarakat Pedesaan serta hubungannya dengan penerimaan dakwahnya.
Desa, kampung atau dusun merupakan area pemukiman yang biasa terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota, dengan mata pencaharian yang relatif sama antar warganya seperti bertani, nelayan  dan berternak (lebih mengutamanakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama warga di desanya.


            Pengertian dari Masyarakat Pedesaan adalah menurut Paul H. Landis, masyarakat pedesaa  adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu dan penghuninya mempunyai hubungan erat dan mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
            Desa, kampung atau dusun merupakan area pemukiman yang biasa terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota, dengan mata pencaharian yang relatif sama antar warganya seperti bertani, nelayan  dan berternak (lebih mengutamanakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama warga di desanya. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri masyarakat pedesaan yang akan berkaitan erat dengan penggunaan metode dakwah yang efektif di pedesaan.
            Sedangkan Menurut Landis ( ilmuan sosiologis), terdapat beberapa karateristik masyarakat desa yang perlu dipahami, antara lain yaitu:
1.      Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
2.      Para orang tua umumya otoriter terhadap anak-anaknya
3.      Cara berfkir dan sikapnya konservatif dan statis
4.      Mereka amat toleran terhadap nilai-nlai budayanya sendiri, sehingga kurang toleran terhadap budaya lain
5.      Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
6.      Memiliki sikap  kurang komunikatif dengan kelompok sosial diatasnya.
Adapun beberapa karakteristik penerimaan dakwah di daerah pedesaan antara lain yaitu :
1)       Metode dakwah yang biasa dilakukan di pedesaan biasanya secara langsung misalnya dengan pengajian, tabliq akbar dan face to face, hal ini disebabkan karena waktu  dan rutinitas yang dilakukan orang pedesaan relative masih rendah atau masih banyak waktu kosong serta sikap individualismenya masih rendah. Dan menjadikan masjid atau musholah sebagai tempat utama dalam berdakwah serta pesantren sebagai tempat utama untuk pendidikan anaknya.
2)      Dari aspek penda’i biasanya cenderung lebih bersifat otoriter dalam hal penyampaian materi dakwahnya, hal ini karena sifat mad’u nya yang pasif dan mudah menerima bukan kritikal sehingga dengan sikap otoriter membuat mad’u mudah menerima apasaja yang disampaikan oleh da’i.
3)      Materi dakwah di pedesaan biasanya lebih bersifat agamis contohnya seperti: ibadah, fikih, akhlak dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidak begitu suka dengan materi dakwah yang disangkutpautkan dengan ilmu teknilogi ataupun politik negara.
4)      Citra da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan dibandingkan dengan isi dakwah itu sendiri karena sifat masyarakat desa yang sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan jiwa sosialitasnyatasnya yang tinggi.
5)      Masyarakat di pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah ada artinnya tidak mudah unutk menerima pemahaman baru yang berbeda dengan pemahaman islam yang telah ada di desa tersebut.
3.        Kondisi Mata Pencaharian  Masyarakat Perkotaan serta hubungannya dengan penerimaan dakwahnya.
  Pengertian dari Masyarakat perkotaan  adalah Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Selain itu, definisi dari masyarakat perkotaan, adalah sekumpulan orang yang tinggal di suatu tempat yang kehidupannya sudah serba modern.
      Mata pencaharian mereka yang cenderung mengedepankan teknologi terkini untuk mengefisienkan waktu. Banyak dari sebagian masyarakat perkotaan bekerja di perkantoran, bisnis e-comerce, education dan lain-lain yang berbau pemakaian teknologi terbaru. Mata pencahariannya sangat beragam sesuai dengan keahlian dan ketrampilannya. Pengaruh alam terhadap masyarakat kota kecil. Corak kehidupan sosialnya bersifat gessel schaft (patembayan), lebih individual dan kompetitif.
Bila cara dan muatan da’wah tidak "match" dengan situasi/kondisi dan tuntutan da’wah, sangat mungkin da’wah tersebut ditinggalkan orang.  Aktivis da’wah seharusnya mengenal dan memahami karakter medan da’wahnya. Kehidupan masyarakat di masa da’wah kita adalah masyarakat yang tata dan pola kehidupannya sangat complicated, baik kecenderungan (trend), gaya (style), kebiasaan (habit), ataupun keinginan dan kebutuhan mereka (will and need). Budaya global juga menjadi salah satu pemicu berubahnya secara signifikan pola dan tata kehidupan masyarakat.
                  Dahwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai problematika yang lain. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan masyarakat yang semakin maju. Pada masyarakat agraris kehidupan manusia penuh dengan kesahajaan tentunya memiliki problematika hidup yang berbeda dengan masyarakat kontemporer yang cenderung matrealistik dan indifidualistik.
                  Begitu juga tantangan problematika dakwah akan dihadapkan pada berbagai persoalan yang sesuai dengan tuntutan pada era sekarang. Ada tiga problematika besar yang dihadapi dakwah pada era kontemporer ini, Pertama, pemahaman masyarakat pada umumnya terhadap dakwah lebih diartikan sebagai aktifitas yang bersifat oral communication (tablih) sehingga aktifitas dakwah lebih beriontasi pada kegiatan-kegiatan caramah. Kedua , problematika yang berasifat epistemologis. Dakwah pada era sekarang bukan hanya bersifat rutinitas, temporal dan instan, melainkan dakwah membutuhkan paradigma keilmuan. Dengan adanya keilmuan dakwah tentunya hal-hal yang terkait dengan langkah srategis dan teknis dapat dicari runjukannya melalui teori-teori dakwah. Ketiga, problem yang menyangkut sumber daya manusia.
      Oleh karena itu dakwah akan mempunyai suatu tugas pembentukan individu, pembinaan umat, pembangunan masyarakat dan mencerdaskannya. Dakwah mengandung lingkup yang sangat luas ruang lingkupnya seluas kehidupan manusia itu sendiri. Dakwah tidak terbatas kepada tabligh tapi dapat pula berbentuk tindakan dan perbuatan nyata. Dakwah dimanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti dikantor, bergaul dengan tetangga, di pasar, bergaul dengan sesama. Dengan demikian opini publik tentang Islam menjadi baik, timbul rasa senang dan simpati yang pada akhirnya ingin mengelompokkan diri ke dalam kelompok muslim yang taat.
                  Agar supaya dakwah dalam konteks kekinian dan kedisinian kita dapat berdaya guna dan berhasil guna maka diperlukan para juru dakwah yang professional dengan kemampuan ilmiah, wawasan luas yang bersifat generalis, memiliki kemampuan penguasaan, kecakapan, kekhususan yang tinggi. Orang yang seperti ini adalah orang yang percaya diri, berdisiplin tinggi, tegar dalam berpendirian dan memilik integritas moral keprofesionalan yang tinggi. Mampu bekerja secara perorangan dan secara tim dengan sikap solidaritas atas komitmen dan konsisten yang teruji kokoh. Untuk menjadi tenaga dakwah yang professional, menurut Prof. Dr. H. Djudju Sudjana (1999), seorang da’i harus memiliki tiga kompetensi, yaitu kompetensi akademik, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial.
                  Mendakwahkan Islam berarti memberikan jawaban Islam terhadap berbagai permasalahan umat. Karenanya dakwah Islam selalu terpanggil untuk menyelasaikan berbagai permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh umat manusia. Meskipun misi dakwah dari dulu sampai sekarang tetap sama yaitu mengajak umat manusia kedalam sistem Islam, namun tantangan dakwah berupa problematika umat senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Untuk mengatasi berbagai persoalan diatas, tidak cukup hanya dengan melakukan program dakwah yang konvensional, sporadis, proaktif, dan reaktif, tetapi harus bersifat profesional, strategis, dan pro-aktif. 
                 
            Sukses tidaknya suatu kegiatan dakwah bukanlah diukur melalui gelak tawa atau tepuk riuh pendengarnya, bukan pula dengn ratap tangis mereka. Kesuksesan dakwah dapat dilihat pada bekas yang ditinggalkan dalam benak pendengarnya ataupun tercermin dalam tingkah laku mereka. Untuk mencapai hasil yang maksimal, tidak dapat lain dakwah Islam harus dilaksanakan secara efektif. Efektifitas dapat diartikan sampai dimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan utama yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan proses dakwah, maka efektifitas dakwah dapat diukur melalui tingkat keberhasilan dakwah dalam mencapai tingkta out put  sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu terbentuknya kondisi yang Islami.


BAB III
KESIMPULAN
            Berdakwah yang merupakan hal terpenting dalam  menjalankan ajaran agama haruslah berjalan seefektif mungkin. Untuk melihat efektifitas berdakwah, pendakwah selayaknya mengetahui segala aspek yang mendukung berjalanya dakwah yang efektif terutama dalam aspek keadaan sosial kemasyarakatan. Karena seperti keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda dengan keadaan sosial di masyarakat pedesaan yang menjadikan metode, materi dan sifat pendakwah pun harus berbeda menyesuaikan kondisi masyarakat yang ada.
            Untuk dakwah di pedesaan dilihat dari aspek ciri-ciri masyarakat, keadaan sosial masyarakatnya  dapat disimpulakn bahwa dakwah di daerah pedesaan yang efektif haruslah: menggunakan  metode intrapersonal(langsung) dalam  meyampaikan dakwahnya, materi dakwah harus bersifat agamis seperti masalah ibadah, fikih dan akhlak, mengutamankan citra da’i, da’I harus bersifat otorites namun tetap mempunyai jiwa sosial yang  tinggi dan dakwah harus bersifat informatif  persuasif bukan yang hanya bersifat informatif saja sehingga aspek ilmu dan perbuatannya bisa dapat dilakukan oleh masyarakat desa.
            Pada masyarakat kota ada beberapa ciri-ciri yang menonjol, pada umumnya masyarakat kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain; masyarakat kota mempunyai jalan pikiran rasional yang meenyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi; jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu; dan perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Beberapa ciri-ciri masyarakat kota yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dan terbuka dalam menerima pengaruh luar tersebut menyebabkan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan pesat dalam masyarakat kota karena bagi masyarakat kota penggunaan teknologi informasi di segala bidang telah sangat signifikan meningkatkan kualitas kehidupan mereka.


Daftar Pustaka
Anjara. Dakwah di Pedesaan dan di Perkotaan. 07 November 2016
http://anjarraa24.blogspot.co.id/2014/07/dakwah-di-perkotaan-dan-di-pedesaan.html